Pendahuluan
A.
Latar
Belakang
Kenaikan harga pada minyak mentah di Indonesia
membuat ppemerintah memperkirana indamapak yang terjadi karena adanya kenaikan
harga pada minyak mentah dampaknya yaitu inflasi pemerintah memperkirakan akan
terjadi inflasi sektitar 7,6 % , pada sektyor harga , kenaikan ini akan
berdampak negative untuk pemerintah Indonesia
karena anggaran negara akan berkurang untuk menutupi inflasi tersebut
telah terjadi pada tahun 1987 yang di sebut juga sebagai krisis moneter
Krisis moneter atau ekonomi yang terjadi pada
tahun 1987 lebih parah di bandingkan saat ini pada krisis moneter inflasi
terjadi lebih dari yang di perkirakan pemerintah sehingga banyaknya phk, pada
tahun 1987 perusahaan yang ada di Indonesia kebingungan karena biaya produksi untuk
menghasilkan suatu barang yang tadinya terjangkau kini perusahaan tersebut
mengeluarkan dananya sedikit lebih besar dari semual untuk memproduksi suatu
barang
Terlebih lagi inflasi mengakibatkan permintaan
kenaikan gaji untuk karayawan pada perusahaan tersebut di karenakan penghasilan
yang di dapat tidak sesuai dengan kenaikan harga suatu barang tersebut sehingga
masyrakat kini lebih menghemat dananya dalam menggunakan uangnya agar dapat
memenuhi kebutuhannya
Inflasi terjadi di karenakan turunnya nilai mata
unag rupiah pada dolar sehingga mengakbibakatan kenaikan harga di berbagai
bidang, kenaikan yang terjadi pada suatu harga mengakibatkan masyrakat
indonesia mempunyai taraf hidup yang kecil. Tidak di sangakl lagi jika suatu
Negara mengalami inflasi maka pendapatan yang di terima pemerintah dari pajak
berkurang karena banyaknya perusahaan yang tidak mampu untuk membayar uapah
atau gaji masyrakat tersebut
Sejumlah
pemikir yang berpengaruh pada akhir tahun – tahun 1950-an dan 1960-an menyarankan
inflasi moderet ( anatar 8-12 persen) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi .
sebagian ekonom yang lain percaya bahwa
pembangunan pasti menghadapi trade –offs antar inflasi dan pengangguran,
dan mereka memilih menetapkan kombinasi tingkat pengangguran yang kecil dan
tingkat inflasi yang besar , hari hari ini sedikit ekonom masih percara bahwa
pada hubungan jangka panjang yang tetapa infalsi dan pengangguran dan terdapat
bukti yang semakin banyak bahwa inflasi bisa mempercepat , bukannya
memeperlabat tetapi mprospek pertumbuhan jangka panjang
B. Teori
Landasan
Teori
Dalam
makalah ini landasan teori yang kami gunakan adalah teori diskriptif dengan
tema inflasi.
1. Apa yang dimaksud dengan inflasi…
2. Bagaimana cara mengatasi inflasi …
3. Apa yang menjadi penyebab inflasi…
4. Dampak negative dari adanya inflasi…
BI: inflasi
2012 bisa capai 7,1 persen
Gubernur
Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan laju inflasi pada 2012 bisa
mencapai 7,1 persen, apabila pemerintah melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) bersubsidi.kenaikan inflasi
dapat terjad dari 4,4
persen ,6,8 persen sampai 7,1 apabila ada kenaikan harga BBM
sebesar Rp1.000 per liter maka terjadi inflasi sebesar 6,8 persen, dan subsidi konstan sebesar Rp2.000 per liter maka
terjadi inflasi 7,1 persen.
Bank Indonesia, akan menempuh kebijakan yang memadai dan terukur agar inflasi kembali pada sasarannya, dengan tetap memperhatikan dampaknya terhadap perekonomian secara keseluruhan.Kebijakan tersebut antara lain dengan mengoptimalkan bauran kebijakan dari suku bunga, nilai tukar, pengelolaan likuiditas dan kebijakan makroprodensial.Pemerintah dalam RAPBN-P 2012 mengubah asumsi laju inflasi menjadi 7,0 persen dari sebelumnya dalam APBN sebesar 5,3 persen terkait kemungkinan adanya penyesuaian harga BBM pada April mendatang. (ANT)
Bank Indonesia, akan menempuh kebijakan yang memadai dan terukur agar inflasi kembali pada sasarannya, dengan tetap memperhatikan dampaknya terhadap perekonomian secara keseluruhan.Kebijakan tersebut antara lain dengan mengoptimalkan bauran kebijakan dari suku bunga, nilai tukar, pengelolaan likuiditas dan kebijakan makroprodensial.Pemerintah dalam RAPBN-P 2012 mengubah asumsi laju inflasi menjadi 7,0 persen dari sebelumnya dalam APBN sebesar 5,3 persen terkait kemungkinan adanya penyesuaian harga BBM pada April mendatang. (ANT)
Inflasi biasa
di definisikan sebagai sebuah proses meningkatnya harga harga umum atau
menurunya nilai unagn secara terus menerus . secara umum inflasi dianggap
sebagai sebuah penyakit . inflasi ringan akan menggangu perekonomian meskipun
masih bisa di toleransi . inflasi moderet
akan bersaifat korosif meskipun tidak fatal , dan inflasi berkepanjangan
atau hyper inflation akan sanagat
merusak perekonomian suatu Negara .
Pembahasan
C. Pengertian
Inflasi
inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan
spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi
barang.[1]
Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang
secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan
tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi
belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat
perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara
terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga
digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala
dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur
tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Ø
Inflasi
dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu
1. inflasi ringan, Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di
bawah angka 10% setahun
2. sedang, inflasi sedang antara 10%—30% setahun;
3. berat, berat antara 30%—100% setahun
4.
hiperinflasi.;; dan hiperinflasi atau inflasi tak
terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.
Ø Penyebab
Inflasi
dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu
1. tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dipengaruhi dari peran negara dalam
kebijakan moneter (Bank Sentral),
2. desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product
or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan
eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti
fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan
infrastruktur, regulasi, dll.
Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya
permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya
likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu
perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas
yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan
bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan
terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor
produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan
dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full
employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume
likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga
disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral
dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai
dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat adanya
kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau
permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan.
Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang
tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai
dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya
posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau
skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat
berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik,
perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk
menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu
kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama
dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan
peranan yang sangat penting.
Meningkatnya
biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu :
kenaikan
harga, misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS
akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.
Penggolongan
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu
1. inflasi yang berasal dari dalam negeri . Inflasi berasal dari
dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang
dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal
2. inflasi yang berasal dari luar negeri.
inflasi dari luar
negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa
terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan
tarif impor barang.
Inflasi juga
dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga.
Ø
inflasi tertutup (Closed
Inflation) terjadi Jika
kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang
tertentu
Ø
inflasi terbuka (Open
Inflation). Terjadi apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang
secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai
Ø inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi). Inflasi yang terjadi karena inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat
harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang
lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut
Berdasarkan
keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
- Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
- Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
- Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
- Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
Mengukur inflasi
Inflasi
diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks
harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
- Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
- Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
- Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
- Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.
- Indeks harga barang-barang modal
- Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
Dampak
Pekerja
dengan gaji tetap sangat dirugikan dengan adanya Inflasi.
Inflasi
memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya
inflasi. Apabila inflasi itu ringan,
Pengaruh positif :
1. dapat mendorong
perekonomian lebih baik,
2. meningkatkan
pendapatan nasional
3. membuat orang
bergairah untuk bekerja,
4. menabung
5.
mengadakan
investasi.
Pengaru negatifnya :
1. keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu.
2. Orang menjadi tidak bersemangat kerja,
3. menabung,
5.
PHK besar – besaran
Peran bank sentral
Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan
inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat
inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki
kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh
diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini
disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang
independen -- salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan
menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong
tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau
tingkat suku bunga
sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga
berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini
disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan
oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting
banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indones
Daftar pustaka :
www. Wikipedia.com
antara news .com
penerbit erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar