Rabu, 28 Maret 2012

inflasi



Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Kenaikan harga pada minyak mentah di Indonesia membuat ppemerintah memperkirana indamapak yang terjadi karena adanya kenaikan harga pada minyak mentah dampaknya yaitu inflasi pemerintah memperkirakan akan terjadi inflasi sektitar 7,6 % , pada sektyor harga , kenaikan ini akan berdampak negative untuk pemerintah Indonesia  karena anggaran negara akan berkurang untuk menutupi inflasi tersebut telah terjadi pada tahun 1987 yang di sebut juga sebagai krisis moneter
Krisis moneter atau ekonomi yang terjadi pada tahun 1987 lebih parah di bandingkan saat ini pada krisis moneter inflasi terjadi lebih dari yang di perkirakan pemerintah sehingga banyaknya phk, pada tahun 1987 perusahaan yang ada di Indonesia  kebingungan karena biaya produksi untuk menghasilkan suatu barang yang tadinya terjangkau kini perusahaan tersebut mengeluarkan dananya sedikit lebih besar dari semual untuk memproduksi suatu barang
Terlebih lagi inflasi mengakibatkan permintaan kenaikan gaji untuk karayawan pada perusahaan tersebut di karenakan penghasilan yang di dapat tidak sesuai dengan kenaikan harga suatu barang tersebut sehingga masyrakat kini lebih menghemat dananya dalam menggunakan uangnya agar dapat memenuhi kebutuhannya
Inflasi terjadi di karenakan turunnya nilai mata unag rupiah pada dolar sehingga mengakbibakatan kenaikan harga di berbagai bidang, kenaikan yang terjadi pada suatu harga mengakibatkan masyrakat indonesia mempunyai taraf hidup yang kecil. Tidak di sangakl lagi jika suatu Negara mengalami inflasi maka pendapatan yang di terima pemerintah dari pajak berkurang karena banyaknya perusahaan yang tidak mampu untuk membayar uapah atau gaji masyrakat tersebut 
  Sejumlah pemikir yang berpengaruh pada akhir tahun – tahun 1950-an dan 1960-an menyarankan inflasi moderet ( anatar 8-12 persen) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi . sebagian ekonom yang lain percaya bahwa  pembangunan pasti menghadapi trade –offs antar inflasi dan pengangguran, dan mereka memilih menetapkan kombinasi tingkat pengangguran yang kecil dan tingkat inflasi yang besar , hari hari ini sedikit ekonom masih percara bahwa pada hubungan jangka panjang yang tetapa infalsi dan pengangguran dan terdapat bukti yang semakin  banyak bahwa  inflasi bisa mempercepat , bukannya memeperlabat tetapi mprospek pertumbuhan jangka panjang


B.    Teori

Landasan Teori
Dalam makalah ini landasan teori yang kami gunakan adalah teori diskriptif dengan tema inflasi.
1.     Apa yang dimaksud dengan inflasi…
2.     Bagaimana cara mengatasi inflasi …
3.     Apa yang menjadi penyebab inflasi…
4.     Dampak negative dari adanya inflasi…
BI: inflasi 2012 bisa capai 7,1 persen
http://img.antaranews.com/video/preview/2012/20120319polisi-awasi-terminal-bbm.jpg
Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan laju inflasi pada 2012 bisa mencapai 7,1 persen, apabila pemerintah melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.kenaikan inflasi dapat terjad dari 4,4 persen ,6,8 persen sampai 7,1 apabila ada kenaikan harga BBM sebesar Rp1.000 per liter maka terjadi inflasi sebesar 6,8 persen, dan  subsidi konstan sebesar Rp2.000 per liter maka terjadi inflasi 7,1 persen.


Bank Indonesia, akan menempuh kebijakan yang memadai dan terukur agar inflasi kembali pada sasarannya, dengan tetap memperhatikan dampaknya terhadap perekonomian secara keseluruhan.Kebijakan tersebut antara lain dengan mengoptimalkan bauran kebijakan dari suku bunga, nilai tukar, pengelolaan likuiditas dan kebijakan makroprodensial.Pemerintah dalam RAPBN-P 2012 mengubah asumsi laju inflasi menjadi 7,0 persen dari sebelumnya dalam APBN sebesar 5,3 persen terkait kemungkinan adanya penyesuaian harga BBM pada April mendatang.  (ANT)

Inflasi biasa  di definisikan sebagai sebuah proses meningkatnya harga harga umum atau menurunya nilai unagn secara terus menerus . secara umum inflasi dianggap sebagai sebuah penyakit . inflasi ringan akan menggangu perekonomian meskipun masih bisa di toleransi . inflasi moderet  akan bersaifat korosif meskipun tidak fatal , dan inflasi berkepanjangan atau hyper inflation  akan sanagat merusak perekonomian suatu Negara .

Pembahasan
C.    Pengertian Inflasi
inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.[1] Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Ø  Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu
1.     inflasi ringan, Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun
2.     sedang, inflasi sedang antara 10%—30% setahun;
3.     berat, berat antara 30%—100% setahun
4.     hiperinflasi.;; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.
Ø  Penyebab
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu
1.     tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral),
2.     desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.
Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu :
kenaikan harga, misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.
Penggolongan
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
1.     inflasi yang berasal dari dalam negeri . Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal
2.     inflasi yang berasal dari luar negeri.
inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga.
Ø  inflasi tertutup (Closed Inflation) terjadi Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu
Ø  inflasi terbuka (Open Inflation). Terjadi apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai
Ø  inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi). Inflasi yang terjadi karena  inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
  1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
  2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
  3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
  4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
Mengukur inflasi
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
  • Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
  • Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
  • Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
  • Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.
  • Indeks harga barang-barang modal
  • Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
Dampak
Pekerja dengan gaji tetap sangat dirugikan dengan adanya Inflasi.
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan,
Pengaruh  positif :
1.     dapat mendorong perekonomian lebih baik,
2.     meningkatkan pendapatan nasional
3.     membuat orang bergairah untuk bekerja,
4.     menabung
5.     mengadakan investasi.
Pengaru negatifnya :  
1.     keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu.
2.     Orang menjadi tidak bersemangat kerja,
3.     menabung,
4.     mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat.
5.     PHK besar – besaran
Peran bank sentral
Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen -- salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indones

Daftar pustaka :
www. Wikipedia.com
antara news .com
penerbit erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar