MEDAN - Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sumut
berharap perbankan meningkatkan penyaluran kredit kepada koperasi dan UKM yang
semakin membutuhkan bantuan dana."Usaha koperasi dan UKM Sumut semakin
berkembang sehingga perlu bantuan dana untuk bisa semakin eksis. Bank harus
semakin terbuka kepada koperasi dan UKM," kata Kepala Dinas Koperasi dan
UKM Sumut Jonni Pasaribu di Medan, hari ini.
Apalagi, kata dia, sebagian besar koperasi dan UKM di Sumut bergerak di bidang jasa, mulai produk makanan/minuman hingga kerajinan yang persaingannya semakin ketat dengan banyaknya produk impor dan semakin banyaknya pengusaha melirik bisnis itu.Dia menyebutkan, harusnya, bank tidak lagi semata mengandalkan surat tanah, rumah atau lainnya sebagai agunan kredit pengusaha UKM itu, tetapi bisa mengacu pada usaha yang dijalankan pengusaha masing-masing.
Dewasa ini, kata dia, terhambatnya hubungan pengusaha koperasi dan UKM ke perbankan disebabkan tidak adanya atau tidak memadai nilai agunan dan kebutuhan pendanaan pengusaha. "Belum lagi menyangkut soal birokrasi yang masih dirasakan pengusaha kecil itu saat berurusan dengan bank," katanya.Menurut Jonni, meski tren pengucuran kredit bank ke UKM sudah terus meningkat, tetapi dinilai masih belum maksimal.
"Bank harusnya sudah semakin melihat bahwa potensi koperasi dan UKM cukup besar dengan kemampuan mereka bertahan bahkan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional di saat sedang dilanda krisis global," katanya.
Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Medan, Mikael Budisatrio, mengatakan, penyaluran kredit ke UMKM di Sumut terus naik.Hingga Agustus 2012, kata dia, penyaluran kredit ke UMKM sudah bertumbuh 12,37 persen atau menjadi Rp30,15 triliun dari periode sama tahun lalu yang masih Rp26,83 triliun.Secara persentase dari total penyaluran kredit Sumut juga tiap tahun terus naik. Pada tahun ini, persentase kredit UMKM sudah 24,88 persen dari total kredit perbankan Sumut yang sudah mencapai Rp121,17 triliun.
Dari total kredit untuk UMKM sebesar Rp30,15 triliun itu, terbesar atau Rp15,37 triliun diserap usaha mikro dan kecil dan sisanya Rp14,78 triliun untuk usaha menengah.BI sudah terus mengingatkan perbankan untuk menyalurkan kredit lebih banyak lagi ke koperasi dan UMKM itu, tetapi tentunya bank tetap harus menjaga keamanana bank dengan menghindari risiko kredit macet.
sumber : waspada online
Apalagi, kata dia, sebagian besar koperasi dan UKM di Sumut bergerak di bidang jasa, mulai produk makanan/minuman hingga kerajinan yang persaingannya semakin ketat dengan banyaknya produk impor dan semakin banyaknya pengusaha melirik bisnis itu.Dia menyebutkan, harusnya, bank tidak lagi semata mengandalkan surat tanah, rumah atau lainnya sebagai agunan kredit pengusaha UKM itu, tetapi bisa mengacu pada usaha yang dijalankan pengusaha masing-masing.
Dewasa ini, kata dia, terhambatnya hubungan pengusaha koperasi dan UKM ke perbankan disebabkan tidak adanya atau tidak memadai nilai agunan dan kebutuhan pendanaan pengusaha. "Belum lagi menyangkut soal birokrasi yang masih dirasakan pengusaha kecil itu saat berurusan dengan bank," katanya.Menurut Jonni, meski tren pengucuran kredit bank ke UKM sudah terus meningkat, tetapi dinilai masih belum maksimal.
"Bank harusnya sudah semakin melihat bahwa potensi koperasi dan UKM cukup besar dengan kemampuan mereka bertahan bahkan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional di saat sedang dilanda krisis global," katanya.
Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Medan, Mikael Budisatrio, mengatakan, penyaluran kredit ke UMKM di Sumut terus naik.Hingga Agustus 2012, kata dia, penyaluran kredit ke UMKM sudah bertumbuh 12,37 persen atau menjadi Rp30,15 triliun dari periode sama tahun lalu yang masih Rp26,83 triliun.Secara persentase dari total penyaluran kredit Sumut juga tiap tahun terus naik. Pada tahun ini, persentase kredit UMKM sudah 24,88 persen dari total kredit perbankan Sumut yang sudah mencapai Rp121,17 triliun.
Dari total kredit untuk UMKM sebesar Rp30,15 triliun itu, terbesar atau Rp15,37 triliun diserap usaha mikro dan kecil dan sisanya Rp14,78 triliun untuk usaha menengah.BI sudah terus mengingatkan perbankan untuk menyalurkan kredit lebih banyak lagi ke koperasi dan UMKM itu, tetapi tentunya bank tetap harus menjaga keamanana bank dengan menghindari risiko kredit macet.
sumber : waspada online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar